Halusinasi yang membujang ,
ingatan yang berilusi fantasi ,
fobia yang menghina diri ,
trauma yang membida perjalanan ,
ucapan bersuara ,
tapi lali menghadapi para penontonnya ,
pengemudi kerusi - kerusi kuasa masih enak membuai ,
membela agenda yang dikuatkuasakan ,
dengan lantang tapi bisu ,
eksplorasi kian parah dimomok sogokan kosong ,
pencinta bukan penguasa ,
pencacai bukan penunggu belaka ,
tapi mereka di ruang yang kurang berpotensi .
belum lagi mengira sahabat dan rakan sepejabat ,
itu sahaja yang digalakan dalam keberadaan ,
yang rata tapi berlumpur ,
impian kita , impian jelata yang melata ,
banyak tangan yang terpancung akibat duka merana ,
banyak tujuan yang terkesima akibat terpana ,
banyak hati yang terdera tak tentu hala ,
masih kita bertanya mengapa ?
masih kita menipu mencari yang termampu ?
fikiran berkecamuk kerana berkurang ajar pada ilmu .
Percaya pada ilmu ,
percaya pada kepercayaan ,
tugas berserakan , entah apa habuan ?
lalu apa ?
kesat , pelat lagi kelat ,
citarasa dunia yang kini begini memerhati .
esok entah apa lagi percaturan ,
yang perlu ada untuk dikemukakan ,
mungkinkah tanpa sunyi ?
atau terus dinyalakan sepi itu ?
tanpa menyendiri , masih berbunyi sangsi ?
yakini diri atau berbicara basi ?
sebegitu banyaknya persoalan di jiwa ,
daripada sini sampai ke sana ,
belum ada bezanya ,
persepsi mencecah kewibawaan yang tersasar ,
ujian ini masih terhitung ,
pergerakan musuh telah jadi terkenal ,
NAH ! biarkan angin bawa ia terbang bersama masa ,
di udara yang kagum ,
di balik awan yang senja merah itu ,
Reputasi masih di ufuk demokrasi ,
penyelesaian yang radikal amat mencurigakan KITA ,
kebimbangan di mana sahaja ,
keamanan bercanggah dalam pegangan yang satu ,
ancaman belum terlihat melampau ,
sungguh malang kerana semakin hampir ke situ ,
KITA masih jauh bersempadan dusta dunia yang menipu .
ingatan yang berilusi fantasi ,
fobia yang menghina diri ,
trauma yang membida perjalanan ,
ucapan bersuara ,
tapi lali menghadapi para penontonnya ,
pengemudi kerusi - kerusi kuasa masih enak membuai ,
membela agenda yang dikuatkuasakan ,
dengan lantang tapi bisu ,
eksplorasi kian parah dimomok sogokan kosong ,
pencinta bukan penguasa ,
pencacai bukan penunggu belaka ,
tapi mereka di ruang yang kurang berpotensi .
belum lagi mengira sahabat dan rakan sepejabat ,
itu sahaja yang digalakan dalam keberadaan ,
yang rata tapi berlumpur ,
impian kita , impian jelata yang melata ,
banyak tangan yang terpancung akibat duka merana ,
banyak tujuan yang terkesima akibat terpana ,
banyak hati yang terdera tak tentu hala ,
masih kita bertanya mengapa ?
masih kita menipu mencari yang termampu ?
fikiran berkecamuk kerana berkurang ajar pada ilmu .
Percaya pada ilmu ,
percaya pada kepercayaan ,
tugas berserakan , entah apa habuan ?
lalu apa ?
kesat , pelat lagi kelat ,
citarasa dunia yang kini begini memerhati .
esok entah apa lagi percaturan ,
yang perlu ada untuk dikemukakan ,
mungkinkah tanpa sunyi ?
atau terus dinyalakan sepi itu ?
tanpa menyendiri , masih berbunyi sangsi ?
yakini diri atau berbicara basi ?
sebegitu banyaknya persoalan di jiwa ,
daripada sini sampai ke sana ,
belum ada bezanya ,
persepsi mencecah kewibawaan yang tersasar ,
ujian ini masih terhitung ,
pergerakan musuh telah jadi terkenal ,
NAH ! biarkan angin bawa ia terbang bersama masa ,
di udara yang kagum ,
di balik awan yang senja merah itu ,
Reputasi masih di ufuk demokrasi ,
penyelesaian yang radikal amat mencurigakan KITA ,
kebimbangan di mana sahaja ,
keamanan bercanggah dalam pegangan yang satu ,
ancaman belum terlihat melampau ,
sungguh malang kerana semakin hampir ke situ ,
KITA masih jauh bersempadan dusta dunia yang menipu .
No comments:
Post a Comment